Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Biografi Singkat Omar Alishah

Omar Alishah lahir di tempat Afghanistan pada tahun 1922 dalam sebuah keluarga dengan tradisi yang penuh spiritualisme tarekat Naqsabandiyah, ayahnya berjulukan Sirdal Ikbal Alishah (1894-1969) seorang guru sufi sekaligus penulis kenamaan untuk problem sufisme dan ketimuran (oriental).
Tak kurang dari 25 buah karya Sirdal dalam bentuk buku tersebar di seluruh penjuru dunia. Beberapa karyanya yang populer antara lain yakni Islamic Sufism, The general principle of sufisme, light of Asia, Muhammad The prophet (novel). Selain sebagai tokoh sufi, Sirdal juga ialah tokoh politik sehingga banyak sobat dekat-teman dekatnya yang berasal dari kalangan politik.
melaluiataubersamaini latar belakang ayahnya yang memang seorang tokoh sufi dan tokoh masyarakat, Omar Alishah pada jadinya menekuni jejak ayahnya untuk menjadi penulis. Karya-karya Omar yang banyak dijadikan tumpuan kalangan Barat antara lain The course of The seeker, sufisme fortoday, The sufi tradition in The west, The rules or secret of The naqsabandi order dan tentu sebuah karyanya yang berjudul sufisme therapy.
Selain sebagai penulis, Omar juga menerjemahkan beberapa karya pustaka sufi timur ibarat dalam bahasa Persia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau Perancis. Beberapa diantaranya yakni Gulistan (The Rose Garden), on The Manners of Dervishes (perihal pekerti para Darwis) keduanya karya Sa’adi dengan nama lengkapnya Syekh Mushlihuddin Saadi asy-Syirazi (1184-1263) sebuah karya Saadi yang populer berhasil juga diterjemahkan sesama seorang penulis barat Robert Graves yang berjudul Omar Khaiyyam’s Rubaiyyat.
Dalam karya Idries Shah yang berjudul The Way of The Sufi, nama Omar Alishah masuk ke dalam jajaran seorang penulis sekaligus seorang penerjemah untuk buku-buku sufi. Idries shah memakai perhiasan gelar Agha di depan nama Omar Alishah sehingga lengkapnya Agha Omar Ali Shah dalam tradisi Sufi, Agha yakni sebutan untuk guru sufi khususnya dalam tradisi tarekat Naqsabandiyah, atau dalam sejumlah penulisan lain gelar Sayyid juga diletakkan di depan nama Omar.
Idriesshah, Omar Alishah dan Aminashah, ketiganya penulis oriental masih terikat korelasi famili dan juga masuk dalam trah nabi Muhammad saw, itulah mengapa sejumlah penulis atau pengikut-pengikut tarekat Naqsabandi memakai julukan Sayyid, dalam pengantar untuk buku The Sufis karya Idriesshah, Robert Graves menulis:
Kebetulan Sayyid Idriesshah memiliki garis keturunan utama pria dengan Nabi Muhammad saw dan mewarisi misteri-misteri belakang layar dari pada khalifah, nenek moyangnya. Sebenarnya ia yakni seorang syekh tarekat sufi yang utama ..... sudah bertahun-tahun tinggal di Eropa (Beliau menetap di London) dan mengetahui bahasa Inggris serta bahasa Eropa utama lainnya, sama dengan pengetahuannya wacana bahasa arab, pusthu, urdu, persia klasik dan modern.
Keterangan tersebut terkena Idries shah saudaranya, Omar banyak memmenolong dalam menelusuri jejak saudaranya, Omar Alishah sehingga paling tidak baik dari segi kepribadian maupun eksistensinya dalam dunia sufi tidak jauh tidak sama.
®
Kepustakaan:
Budi Munawar Rahman, Demam Tasawuf, (Pustaka Sufi, Yogyakrta, 2002). Shah Idries, Penyembuhan Teknik Sufi, (Bentang Budaya, Yogyakarta, 1999).