Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kandungan Pokok Surah Al-Kafirun

Kandungan surah al-Kafirun berkaitan dengan kandungan surah sebelumnya yaitu surat al-Kautsar. Jika pada surah al-Kautsar, Allah memerintahkan kepada Rasulnya biar diberibadah dengan ihklas dan bersyukur atas nikmatnya, maka pada surah al-Kafirun meliputi klarifikasi terhadap apa yang di isyaratkan terlampau kepada manusia, yaitu jauh sebelum insan dilahirkan, yakni saat berada dalam kandungan ia sudah menyatakan diberiman kepada Allah swt.
Pokok kandungan surah al-Kafirun ditetapkan bahwa Tuhan yang disembah Nabi Muhammad saw dan pengikut-pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir dan Nabi Muhammad saw tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
Sedangkan secara rinci pokok kandungan surah al-Kafirun secara menyeluruh adalah:
Pertama: Sikap Umat Islam terhadap Ajakan Orang Kafir.
Katakanlah: “Wahai orang-orang kafir, Aku tidak akan meyembah apa yang sedang kalian sembah.”
Seorang yang disebut kafir yaitu seorang pengingkar dan penyangkal agama, yang apabila melihat sinar kebenaran, ia justru memejamkan matanya, dan apabila mendengar satu aksara pun dari kalimatnya, ia menutupi telinganya. Ia tidak mempertimbangkan dalil apapun sehabis disampaikan kepadanya dan tidak bersedia tunduk kepada sebuah argumen meski sudah mengusik nuraninya.
Kedua: Batas-batas Toleransi dalam Islam
Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang saya sembah.
Dalam ayat ini kata yang dipakai tiruana dengan akar kata yang dipakai dalam ayat pertama, spesialuntuk bentuknya tidak sama. Maka kandungannya pun tidak sama. Mengisyaratkan bahwa mereka itu tidak akan mengabdi (taat) kepada Allah, Tuhan yang masa kini dan masa hadir disembah oleh Rasulullah saw. Oleh mereka orang-orang kafir Mekkah yang saat itu hadir kepada Rasulullah saw memperlihatkan kompromi dan yang dalam kenyataan sejarah orang-orang kafir itu tidak memeluk agama Islam, sebagian mereka terbunuh oleh kekafirannya, mereka yaitu Abul Jahl, Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf dan lain-lain.
Ketiga: Toleransi Antar Umat Beragama
Ayat 6 surat al-Kafirun memperlihatkan bahwa yang dimaksud yaitu penolakkan adanya pencampuran dalam bentuk apapun menyerupai yang ditetapkan secara keliru oleh sebagian orang. Makna yang sanggup disimpulkan sama, menyerupai disimpulkan dari firman Allah, bahwasanya orang-orang yang memecah belah Agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tentang jawabanan terhadap mereka (QS. al-Anam: 159). Yakni, tidak ada kaitan antara engkau dan mereka, tidak dalam hal al-Ma’bud (yang disembah) dan tidak pula dalam ibadah.
®
Kepustakaan:
Labib Mz Maftuf Ahnan, Al-Quran Surat Al-Kafirun Toleransi dalam Islam, (Bintang Pelajar, t.th). Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002). Depag, Al-Quran dan Tafsirnya, (1990). Muhammad Abduh, Tafsir Juz Amma, Tarj. Muhammad Baqir, (Mizan, Bandung, 2001). M. Nasib Ar-Rifa’i, Kegampangan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Gema Insani, Jakarta, 2000). Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Pustaka Nasional LTD, Singapura, 1999).