Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kelebihan Dan Kekurangan Ajaran Al-Ghazali

Sebagai ulama terkenal dan kontemporer terutama di kalangan ahlu sunnah wal jamaah, Imam al-Ghazali mempunyai pemikiran cemerlang terutama dalam bidang akidah, fikih dan tasawuf. Namun sebagai manusia, banyak pakar menganalisa kelebihan dan belum sempurnanya pemikiran al-Ghazali. Adapun kelebihan dan belum sempurnanya yang dimaksid, yaitu:
Kelebihan
Pertama, bahwa al-Ghazali ialah seorang ulama’ besar dalam Islam yang banyak ilmu pengetahuannya, sehingga yang menjadi ajarannya, menjadi materi teladan yang sangat penting dalam membina akhlak, biar insan berakhlak mulia.
Kedua, al-Ghazali yaitu seorang Sufi sehingga pemikirannya tentang etika anak terhadap kedua orang renta lebih dipengaruhi oleh kesufistikannya, dalam pemikirannya dia lebih hati-hati dalam setiap tindakan-tindakan, dalam diberinteraksi terhadap kedua orang tua, biar selalu mendapat ridha dan tidak menyakitkan hati orang tua.
Ketiga, bahwa pemikiran al-Ghazali, memuat pedoman yang komprehensif untuk menjaga jiwa dari kesalahannya, melindungi dan mengurusi anggaota tubuh, menyempurnakan etika dan memeliharanya, dengan demikian perjalanan sufistik itu sangat mempengaruhi pemikiran al-Ghazali dalam hal pembentukan etika yang mulia.
Kekurangan
Meskipun pemikiran al-Ghazali terkena etika sangat luas dan mendalam, akan tetapi terdapat beberapa kelemahan sebagai belum sempurnanya dalam pemikirannya, diantaranya:
Pertama, dalam klarifikasi al-Ghazali tentang etika anak terhadap kedua orang renta mencerminkan bahwa dia sangat berhati-hati dalam segala tindakannya biar tidak menyakitkan hati orang renta dan dimulai dari hal yang paling kecil diantaranya, tidak mengerutkan dahi di hadapannya. Hal ini akan susah dilakukan bagi mereka apabila kurangnya kesadaran dalam menghayati besarnya tanggung tanggapan orang renta dan memperhatikan hak-hak orang tua. Kedua, dalam pemikirannya. Beliau tidak menunjukan bagaimana menghormati kedua orang renta setelah wafat.
Ketiga, pemikiran al-Ghazali lebih erat dengan konsepsi kaum Sufi, di mana dalam batasan-batasan tertentu mengesampingkan kehidupan dunia dan spesialuntuk menseriuskan kehidupan akhiratnya, sehingga dalam kondisi yang menyerupai ini seakan menjadi benih kemunduran di kalangan umat Islam.
®
*Berbagai sumber