Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari bahasa perancis individuel artinya seorang. Kata ini selalu mengacu pada manusia dan tidak pada bukan manusia. In-dividere berarti makhluk individual yang tidak sanggup dibagi-bagikan. Kata sifatnya yaitu individuel (Bahasa Perancis) menunjuk pada satu orang yang sekaligus untuk membedakannya dengan masyarakat (individu and society), dan juga dimaksudkan ciri-ciri khas yang menempel pada manusia.
Setiap individu mempunyai ciri-ciri khas yang sudah Built-in dalam dirinya. Ciri-ciri budbahasa seorang individu yang konsisten, yang mempersembahkan kepadanya identitas yang khusus, disebut dengan kepribadian.
Unsur kepribadian selanjutnya yaitu perasaan. Perasaan selalu bersifat subjektif, dan tidak pernah adil. Oleh alasannya yaitu itu sangatlah susah untuk mencari referensinya. Misalnya, perasaan bersalah yang ada pada seseorang akan melahirkan kehendak untuk menebus atau minimal untuk memperkecil kesalahan itu
Bahwasanya insan itu ialah suatu keseluruhan yang tak sanggup dibagi-bagi, kiranya sudah terang bagi kita. Hal ini ialah arti pertama dari ucapan insan yaitu makhluk individual.
Meskipun insan sebagai makhluk yang tidak sanggup dibagi-bagi akan tetapi kalau berbicara ihwal jiwa insan maka, Aristoteles seolah-olah beropini bahwa insan itu ialah penjumlahan dari beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri, menyerupai kemampuan-kemampuan vegetative makan, berkembang-biak; kemampuan sensitive: bergerak mengamat-amati garang dan berperasaan; dan kemampuan intelekti; berkemauan dan kecerdasan.
Sedangkan berdasarkan A. Lysen, Individu berasal dari bahasa Latin individuum yang artinya terbagi. Kata individu ialah sebutan yang digunakan untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti insan secara keseluruhan yang tidak sanggup dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia.
Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga.
Secara biologis, insan lahir dengan kelengkapan fisik, tidak beda dengan makhluk hewani. Namun secara rohaniah sangat beda dengan makhluk hewani apapun. Jiwa insan ialah satu kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya melaksanakan aktifitas atau kegiatan. Kegiatan insan tidak semata-mata digerakkan oleh jasmaninya saja tetapi juga aspek rohaninya. Manusia mengerahkan jiwa raganya untuk melaksanakan acara dalam hidupnya.
Dalam perkembangannya, insan sebagai makhluk individu tidak spesialuntuk bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi langsung yang khas dengan corak kepribadiannya , termasuk kemampuan kecakapannya. melaluiataubersamaini demikian insan sebagai individu ialah langsung yang terpisah, tidak sama dengan langsung lain. Manusia sebagai makhluk individu yaitu insan sebagai perseorangan yang mempunyai sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu yaitu bersifat nyata, tidak sama dengan insan lain dan langsung yang memilki ciri khas tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.
®
Kepustakaan:
Darmansyah, Ilmu dasar Sosial, (Surabaya: Usaha Nasional,1986). H.M. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 1999).