Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Model Dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Portofolio

Portofolio bahu-membahu sanggup diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Benda fisik portofolio, itu ialah kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan akseptor didik yang disimpan rapi.1 Adapun portofolio bisa dikatakan suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi berdasarkan panduan-panduan yang sudah ditentukan.
Portofolio sebagai model pembelajaran ialah perjuangan yang dilakukan guru supaya akseptor didik mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya menjadi individu maupun kelompok.
Model pembelajaran berbasis portofolio ialah suatu bentuk dari praktek mencar ilmu yaitu suatu penemuan pembelajaran yang dirancang untuk memmenolong akseptor didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman mencar ilmu praktek empirik. Praktek mencar ilmu ini sanggup menjadi aktivitas pendidikan yang mendorong kompetensi tanggung balasan dan partisipasi akseptor didik, mencar ilmu menilai dan menghipnotis kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar akseptor didik, antar sekolah dan antar anggota masyarakat.
Model pembelajaran berbasis portofolio mengacu pada prinsip dasar pembelajaran antara lain :
Prinsip Belajar siswa Aktif, yaitu memakai model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada akseptor didik, dengan demikian kreativitas akseptor didik hampir diseluruh proses pembelajaran dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan di lapangan dan laporan.
Kelompok Belajar Kooperatif, yaitu menerapkan prinsip mencar ilmu kooperatif yaitu kolaborasi antar akseptor didik dan antar komponen-komponen akseptor didik di sekolah.
Pembelajaran Partisipatorik, yaitu akseptor didik mempraktekkan yang sedang dibahas (learning by doing). Pada pembelajaran berlangsung akseptor didik mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, memberikan Koreksi dan sebaliknya mencar ilmu mendapatkan Koreksi.
Reactive Teaching: untuk menerapkan prinsip ini guru perlu membuat taktik yang sempurna supaya akseptor didik mempunyai motivasi mencar ilmu yang tinggi, dengan adanya hal tersebut guru harus mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan akseptor didik.
®
Kepustakaan:
Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, (Bandung: Genasindo, 2002). Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Boediyono, dkk, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2001),