Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Peradaban Dan Peradaban Kebudayaan

Sebagian penulis sejarah peradaban mendefinisikan peradaban sebagai sistem sosial yang memmenolong insan untuk meningkatkan produktifitasnya di bidang kebudayaan.
Kisah peradaban muncul ke permukaan semenjak insan dikenal. Peradaban yakni mata rantai yang bersambungan yang diserahkan umat berperadaban kepada umat sesudahnya. Suatu umat hampir tidak lepas dari dokumentasi lembaran-lembaran dalam sejarah peradaban. Hanya saja, yang membuat istemewa suatu peradaban dari peradaban lainya terletak pada kekuatan asas-asas yang menjadi ganjal pijaknya, dari efek besarnya yang dimilikinya, dan dari kebaikan universal yang mencakup kemanusiaan disebabkan lantaran keberadaannya. Bila peradaban lebih infinit dalam sejarah, lebih awet dalam mengarungi jaman dan lebih layak untuk dihormati.
Pedabadan yakni entitas paling luas dari budaya. Perkampungan, wilayah, kelompok kelompok etnis, nasionalitas nasionalitas, pelbagai kelompok keagamaan, seluruhnya mempunyai perbedaan kultur pada tingkatan yang tidak sama dari heterogentitas kultural.
Peradaban yakni bentuk yang lebih luas dari kebudayaan: “Civilization and culture both refer to the overall way of life of a people, and a civilization is a culture writ large. They both involve the values, norms, institutions, and modes of thingking to which successive generations in a given society have attached primary importance.”
Peradaban dan kebudayaan sama-sama menawarkan pada seluruh pandangan hidup manusia, dan suatu peradaban yakni bentuk yang lebih luas dari kebudayaan. Keduanya mencakup beberapa aspek nilai-nilai norma-norma, institusi-institusi dan pola-pola yang menjadi potongan terpenting dari suatu masyarakat dan warisan dari generasi ke generasi.
Sebuah peradaban yakni bentuk budaya yang paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat dan tatanan yang paling luas dari identitas budaya kelompok masyarakat insan yang dibendakan secara kasatmata dari makhluk lainnya. Ia terdefinisikan baik dalam faktor-faktor adil pada umumnya, ibarat bahasa sejarah, agama, kebiasaan-kebiasaan institusi institusi, maupun identifikasi dari yang bersifat subjektif. Setiap masyarakat mempunyai pelbagai tingkatan identitas.
Peradaban mempunyai tingkatan identifikasi yang sangat luas yang dengannya seorang mengidetifikasikan diri secara kuat. Peradaban-peradaban besar dimana kita berada di dalamnya, secara kultural menimbulkan kita bagai di rumah sendiri dan dibedakan dari mereka yang berada di luar sana, peradaban sanggup jadi melibatkan pelbagai kelompok masyarakat dalam jumlah yang besar, ibarat peradaban Cina atau dengan kelompok masyarakat yang sangat kecil.
Perabadan tidak mempunyai wilayah-wilayah permulaan permulaan dan simpulan yang jelas. Orang-orang sanggup dan melaksanakan redefinisi identitas-identitas mereka, dan sebagai hasilnya, komposisi serta bentuk bentuk peradaban yang senatiasa berubah dari waktu ke waktu. Kebudayaan kebudayaan masyarakat saling diberinteraksi dan saling melingkupi. Pada tingkatan yang lebih luas, kebudayaan kebudayaan dari pelbagai peradaban menggantikan atau membedakan masing-masing peradaban, juga guaka corak peradaban yang lain. Perabadan menjadi entitas-entitas yang penuh arti dan kadang terdapat batas-batas yang tajam dan kasatmata antara masing-masing peradaban.
Perabadan bersifat fana namun juga hidup sangat usang beliau berkembang beradabtasi dan sangat besar lengan berkuasa terhadap kehidupan manusia, realitas-realitas yang banar-benar sanggup bertahan dalam waktu yang lama. Keunikan dan esensi utamanya yakni komuniitas historinya yang panjang, peradaban yakni fakta kesejarahan yang membentang dalam kurun waktu yang sangat panjang. Kekuasaan kekuasaan berkembang dan jatuh, pemerintah pemerintahan hadir dan pergi, peradaban tetap ada dan menopang kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan bahkan ideologi.
®
Kepustakaan:
Samuel, Benturan Antar Peradaban Dan Masa Depan Politik Dunia, Terj. (Sadat Ismail, Qalam, Jakarta, 2001).