Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peran Doa Dalam Kehidupan Manusia

Doa mencakup beberapa aspek bidang yang sangat luas. Peran doa dalam kehidupan manusai sebetulnya menggambarkan insan yang mempunyai harapan, keinginan, dan kelemahan. Makara pada hakikatnya kemampuan kemanusiaan yakni sangat terbatas dan oleh kare itu kita butuh kepada Allah swt dalam segala keadaan.
Doa yakni kontak batin dengan Allah sebagai perwujudan dedikasi hamba kepadaNya. Berdoa ialah suatu kebutuhan rohaniah yang diharapkan insan dalam kehidupan ini, yang sudah terbukti sanggup menjadi landasan dal am menentramkan jiwa manusi a, terlebi h lagi pada dikala terjadinya bencana, kesusahan atau malapetaka.
Mencermati dari perintah Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya berdoa ialah fitrah manusia. Manusia membutuhkan sandaran yang paling hakiki dalam kehidupannya. Ia merasa menjadi makhluk yang lemah dan tiada daya tanpa kekuatan dari Tuhannya. Kesadaran ini akan terasa mabadunga kesusahan dan kesusahan menerpa kehidupannya. Bahkan sering tanpa disadari seseorang akan menyebut Tuhannya dikala ia membutuhkan pertolongan.
Kalimat-kalimat doa yang terucapkan oleh seseorang intinya mempunyai kekuatan psikologis (ruhaniah) yang bisa membangunkan energi fisiologis (material). Doa sanggup diibaratkan sebagai radio aktif yang mengandung sumber tenaga dahsyat dari Allah. Ketika seseorang berdoa maka seseungguhnya ia sedang menghubungkan dirinya dengan kekuatan yang maha dahsyat, alasannya Allah senanti asa meli hat dan mendengarkan seti ap untai an kal i mat doa para hamba-Nya.
Kesadaran diri sebagai hamba akan diikuti dengan kesadaran akan kekuasaan Allah swt., bukan yang lain (selain Allah). Ia akan menyadari tentang sifat-sifat Allah yang tepat (Asmaul Husna), kebemasukan-Nya, kasih akung-Nya dan keadailan-Nya. Kesadaran ini akan memmenolong seseorang dalam melakukan setiap aktifitasnya spesialuntuk bergantung kepada Allah dan spesialuntuk kehendak-Nya saja yang akan tejadi di muka bumi. Kondisi psikologis orang yang mengakui kebemasukan Allah swt. akan senantiasa mengilhami dirinya untuk sering mendekat dan bersungguh-sungguh menjalankan tiruana yang di peri ntah dan menjauhi tiruana yang dilarang, bahkan dalam berdoapun ia akan sungguh-sungguh (khusyuk) alasannya betul -betul mengharapkan Ke-mahamurah-an Allah dalam mengabulkan doanya.
Komunikasi yang dilakukan sanggup dimulai dengan menyanjung kebemasukan dan keagungan Allah serta doa dan sholawat kepada kekasih Allah (Rasulullah saw). Sesudah itu dimulai dengan pengungkapan atas kelemahan, dosa dan kesalahannya, sehingga bisa menjadikan kerendahan hati di hadapan Allah swt. Kemudian diikuti dengan pengungkapan atas kegundahan hati dalam menghadapi kesusahan, permasalahan maupun hal-hal lain yang membutuhkan kontribusi Allah swt. Komunikasi yang dilakukan secara intens akan terus membuka tabir Kemahakuasan Allah dalam hidup manusia. Hal ini dikarenakan semakin sering kita berkomunikasi dengan Allah maka perasaan kita semakin erat kepada Allah, dan inilah yang ditunggu-tunggu oleh Allah swt. Bahkan Allah sangat menyukai rintihan doa seorang hamba di kala tiruana orang sudah terlelap dalam pulas malam, dan komitmen Allah akan segera mengabulkannya (Allah akan aib untuk tidak mengabulkan doa hamba yang bertakwa).
®
Kepustakaan:
Wawan Susetya, Rahasia Terkabulnya Doa, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2008). Anis Masykhur, Doa Ajaran Ilahi (Kumpulan Doa dalam Al-Quran beserta Tafsirnya), (Jakarta: Hikmah, 2007).