Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Permasalahan Pendidikan Islam Berdasarkan Pakar

Para pakar pendidikan Islam menyoroti permasalahan pendidikan Islam, yaitu: (1) dikotomi ilmu pengetahuan sampai memunculkan kasus islamisasi ilmu pengetahuan (pendidikan); (2) kualitas pendidikan; (3) upaya pendidikan Islam secara terpadu untuk berbagi insan Indonesia seutuhnya; (4) penggalian konsep pemikiran tokoh-tokoh pendidikan Islam.
Selain itu, pendidikan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang begitu pelik, pendidikan Islam yang berperan untuk menumbuhkan nilai-nilai positif insan tentang kecerdasan, daya kreatif, dan keluhuran budi, sampai ketika ini masih dipertanyakan banyak orang.
Tidak jauh tidak sama dengan kegagalan pendidikan Islam berdasarkan Ma’arif karena, pertama, sistem pendidikan Islam masih ideologis-otoriter. Kedua, pendidikan Islam masih diajarkan secara literer formalistik sehingga wawasan pluralisme yang menjadi realitas masyarakat kita tidak tampak sekali. Ketiga, bahan ajarnya diajarkan secara terpisah-pisah, tidak memenuhi sifat-sifat integrality, holistic, wholistic, continuity, dan costintency sehingga bahan bimbing lepas dari nilai-nilai agama dan spesialuntuk bisa berbagi kecerdasan nalar dan tidak menyentuh pengembangan kecerdasan emosi dan spiritual.
Menurut pendapat lain, bahwa duduk kasus utama pendidikan Islam adalah: pertama, adanya dichotomic antara ilmu umum dan agama, kedua, to general knowledge (pembelajaran yang bersifat umum), ketiga, lack of spirit of inquiry (rendahnya semangat melaksanakan penelitian), keempat, memorisasi (fasilitas perpustakaan, buku, dan sebagainya), kelima, certicate oriented bukan knowledge oriented.
Diluar itu, politik juga mempersembahkan terusan yang besar terhadap permasalahan pendidikan. Walaupun 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan, tetapi kenyataannya masih jauh panggang daripada api, walaupun ada perjuangan untuk membenahinya. Sehingga perlu adanya kesadaran politik dan langkah konstruktif semoga pendidikan memiliki peranan penting tidak dihegemoni oleh politik yang ada namun sanggup berjalan diberienteng.
®
Kepustakaan:
Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005). Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer: Problem, Tantangan dan Prospek, dalam Ismail SM (Eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001).