Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Religiusitas; Perbedaan Agama Dan Religiusitas

Religiusitas berakar dari kata (Religio, bahasa Latin; religion, bahasa Inggris), agama, dan din (al-Din, bahasa Arab). Walaupun secara etimologis mempunyai arti sendiri namun secara terminologis dan teknis istilah diatas diberinti makna sama. Religi yang berakar kata religare berarti mengikat.
Ahli psikologi Wulf sebagaimana yang dikutip oleh Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam pernah mempersembahkan pengertian religiusitas, yaitu sesuatu yang dirasakan sangat dalam, yang bersentuhan dengan impian seseorang, membutuhkan ketaatan dan mempersembahkan imbalan atau mengikat seseorang dalam masyarakat.
Religiusitas ialah suatu keadaan dimana individu mencicipi dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan insan dan spesialuntuk kepadanya insan merasa tergantung dan berserah diri.
Mangunwijaya mengemukakan pendapatnya bahwa agama dan religiusitas ialah dua hal yang tidak sama, tetapi keduanya tidak dipisahkan alasannya ialah saling melengkapi dan saling mendukung. Agama lebih menunjuk kepada kelembagaan, kebaktian kepada Tuhan atau dunia atas dalam aspeknya resmi, yuridis, peraturan-peraturan dan sebagainya yang mencakup segi-segi kemasyarakatan. Sedangkan religiusitas lebih melihat aspek-aspek yang ada dalam lubuk hati, perilaku personal yang sedikit lebih banyak misteri bagi orang lain alasannya ialah menafaskan intimitas jiwa yakni cita rasa yang mencakup beberapa aspek totalitas kedalam langsung manusia.
Oleh alasannya ialah itu, religiusitas lebih mengatasi dan lebih mendalam dari agama yang tampak formal atau resmi. Religiusitas ialah seberapa jauh pengetahuan, seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang muslim, religiusitas sanggup diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama islam.
Berdasarkan uraian tersebut, religiusitas ialah dorongan naluri untuk meyakini dan melakukan dari agama yang diyakininya, dalam wujud taat kepada agama yang dianut mencakup keyakinan kepada Tuhan, peribadatan, dan norma yang mengatur hubungan insan dengan Tuhan.
®
Kepustakaan:
Fuad Nashori dan Rachmy Diana Muchtaram, Mengembangkan Kreatifitas dalam Prespektif Psikologi Islami, (Yogyakarta: Menara Kudus Jogjakarta, 2002). Y.B. Mangunwijaya, Menumbuhkan Sikap Religiusitas Anak-anak, (Gramedia, Jakarta,1986).