Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Murka Berdasarkan Psikologi

Menurut psikologi, terdapat beberapa rumusan wacana marah, di antaranya: murka yaitu perubahan dalam diri atau emosi yang dibawa oleh kekuatan dan rasa dendam demi menghilangkan gemuruh di dalam dada, sampai mereka berkata dalam definisinya: kemarahan yang teramat sangat. Ada beberapa pengertian murka yang diutarakan pakar misalnya:
Menurut C.P. Chaplin, Anger (marah, murka, berang, gusar; kemarahan, kemurkaan, keberangan, kegumasukan) ialah reaksi emosional akut ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, aksi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustrasi, dan dicirikan oleh reaksi besar lengan berkuasa pada sistem syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada cuilan simpatetik; dan secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis atau jasmaniah maupun yang verbal atau lisan.
Menurut al-Jurjani yang dikutip Yadi Purwanto dan Rachmat Mulyono, murka ialah perbuatan yang terjadi pada waktu mendidihnya darah di dalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat di dalam dada.
Menurut Muhammad Utsman Najati, murka ialah emosi alamiah yang akan timbul mabadunga pemuasan salah satu motif dasar mengalami kendala. Apabila ada hambatan yang menghalangi insan atau binatang untuk meraih tujuan tertentu dalam upaya memuaskan salah satu motif dasarnya, maka beliau akan marah, berontak, dan melawan hambatan tersebut. Ia juga akan berjuang untuk mengatasi dan menyingkirkan hambatan tersebut sampai beliau sanggup mencapai tujuan dan pemuasan motifnya.
Menurut Mawardi Labay El-Sulthani, murka ialah suatu luapan emosi yang meledak-ledak dari dalam diri yang dilampiaskan menjadi suatu perbuatan untuk membalas kepada orang yang menjadikan marah.
Dari banyak sekali pengertian murka tersebut, disimpulkan bahwa murka ialah gejolak emosi yang diungkapkan dengan perbuatan atau ekspresi untuk memperoleh kepuasan.
Marah ialah reaksi terhadap sesuatu hambatan yang menjadikan gagalnya suatu usaha atau perbuatan, biasanya bersamaan dengan banyak sekali ekspresi perilaku. Marah ialah pernyataan agresif, perilakunya mengganggu orang yang dimarahi bahkan orang-orang disekitarnya. Marah yang bersangatan ialah suatu penyakit.
Sesungguhnya amarah ialah sifat, bahkan sanggup dikatakan sebagai perasaan yang penting bagi manusia, lantaran beliau sanggup membangkitkan gelora usaha juga semangat pengorbanan dalam membela kebenaran, menegakkan keadilan dan meraih kemenangan. Pentingnya sifat ini terlihat nyata, contohnya dalam semangat usaha membela aqidah dan keimanan, memelihara jiwa raga, harta dan kehormatan. Oleh karenanya, barangsiapa yang kehilangan sifat ini maka beliau akan menjadi materi hinaan, olok-olokan dan pelecehan di antara sesamanya.
®
Kepustakaan:
CP. Chaplin, Dictionary of Psychology Terj. Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993). Yadi Purwanto dan Rachmat Mulyono, Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islami, (Refika Aditama; Bandung, 2006). Muhammad Utsman Najati, Hadis dan Ilmu Jiwa, Terj. M.Zaka al-Farizi, (Pustaka Bandung, 2005). Mawardi Labay El-Sulthani, Menghadapi Marah, (al-Mawardi Prima, Jakarta, 2002).